29 Mei 2010

DEKLARASI DAMAI



[Dibacakan pada peringatan 60 tahun PGI dengan Jalan Damai masal Monas-Bundharan HI
-Monas, Jakarta, 28 Mei 2010}

Hari ini kami, penghuni Planet Bumi, menyatakan bahwa kami bersungguh-sungguh berkeinginan untuk hidup damai dengan diri kami sendiri, dengan tetangga kami , dan dengan bumi tempat kami hidup.

Untuk tujuan ini, selanjutnya kami menyatakan:
1. Bahwa kami akan melihat dan memperlakukan semua orang sebagai saudara untuk dicintai dan diperlakukan sama seperti saudara kandung dari Ibu dan Ayah kami sendiri.

2. Bahwa kami akan melihat dan memperlakukan bumi dan semua makhluk alam semesta ini dengan cinta, hormat dan penghargaan yang tulus.

3. Bahwa kami akan melihat dan memperlakukan diri kami sendiri sebagai manusia yang seutuhnya, yang layak dicintai, dan yang menerima pemberian hidup sebagai anugerah ilahi untuk dibagikan kepada semua makhluk.


Jakarta, 28 Mei 2010

Bangsa Indonesia

25 Mei 2010

PESAN BULAN OIKOUMENE 2010


PESAN BULAN OIKOUMENE 2010
PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA

"TUHAN ITU BAIK KEPADA SEMUA ORANG..."
(Bnd. Mazmur 145: 9a)

Saudara-saudari warga gereja yang dikasihi Yesus Kristus!
1. Proficiat! Tahun ini Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) mencapai usia 60 tahun. Ini menandakan bahwa perahu gerakan oikumene di Indonesia ini telah menempuh perjalanan yang cukup panjang. Pada saat wadah oikumene ini pertama kali diikrarkan tanggal 25 Mei 1950 dengan nama Dewan Gereja-gereja di Indonesia (DGI), ia beranggotakan 29 sinode. Kini, enam dekade kemudian, PGI telah beranggotakan 88 sinode Gereja yang terdiri dari berbagai aliran. Ini menandakan bahwa Tuhan masih menyertai perjalanan gerakan oikumene gereja-gereja di Indonesia dan masih terus menyertai pekerjaan-Nya untuk mempersatukan gereja-Nya di dunia, karena itu patutlah kita merayakannya dengan sukacita.
Setelah 60 tahun berada dalam perahu gerakan oikumene di Indonesia, tentu banyak hal yang telah kita lalui bersama. Tidak dapat kita elakkan bahwa ada saatnya di mana hubungan kita mengalami ketegangan dan kecurigaan karena berbagai masalah yang kita jumpai. Bahkan ada juga selisih paham di antara kita, kemarahan dan keinginan untuk berpisah. Namun, karena kebaikan Tuhan jua lah akhirnya kita dapat menyelesaikan berbagai masalah tersebut dan terus bersama-sama bergandengan tangan kembali mengarungi samudera pelayanan dan kesaksian di tengah dunia yang terus-menerus berubah ini.
Inilah perwujudan janji kita bersama untuk mewujudkan Gereja Kristen Yang Esa (GKYE) di Indonesia. Janji yang diikrarkan para pendiri PGI enampuluh tahun yang lalu dan yang kita warisi kini sebagai penerus mereka; walau tentu telah banyak hal yang berubah apabila dibandingkan dengan situasi dan keadaan pada tahun 1950 ketika PGI (pada saat itu DGI) pertama kali didirikan.
Pada saat itu “kemajemukan” ada di luar tubuh PGI, kini kemajemukan adalah bagian PGI itu sendiri. Inilah “kekayaan” PGI yang dianugerahkan Tuhan sebagai sebuah gerakan oikumene yang terus-menerus berupaya untuk bersatu. Sebagaimana doa Tuhan kita Yesus Kristus: “... supaya mereka semua menjadi satu, ... supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku...” (Yoh. 17:21).
2. Di bawah sorotan tema Sidang Raya XV PGI: “Tuhan itu baik kepada semua orang,” yang terambil dari Mazmur 145:9a, gereja-gereja di Indonesia ingin menegaskan betapa pentingnya kemajemukan. Inilah dasar Alkitabiah kita. Ayat ini adalah penggalan dari Mazmur 145 yang merupakan puji-pujian Daud atas kebaikan TUHAN. Daud mengagungkan Tuhan atas kebaikan yang telah dialami selama hidupnya. Penggalan ayat ini berada di dalam bagian kedua struktur keseluruhan kitab Mazmur ini yang mengajak untuk merayakan perbuatan-perbuatan Allah yang baik kepada alam semesta dan isinya. Tuhan itu Pengasih dan Penyayang, panjang sabar dan besar kasih setiaNya. Rahmani dan Rahimi. Hal ini memperlihatkan bahwa Allah diyakini oleh umat Israel bukan saja bagi mereka, melainkan juga bagi seluruh umat manusia, bahkan bagi seluruh alam-semesta. Israel bukanlah satu-satunya penerima “kasih-setia”, tetapi juga seluruh insan tanpa memandang suku, agama, ras, etnis, jender dan golongan. Penginjil Matius menggemakan kembali kasih-setia Allah yang universalistis ini dalam kalimat “Tuhan menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar” (Mat. 5:45). Maka menjadi kewajiban kita untuk merefleksikan kebaikan Allah ini kepada siapa saja melalui kesaksian dan pelayanan kita. Inilah wujud keesaan kita sebagai persekutuan gereja-gereja yang ada di Indonesia. Kita bersama mengakui bahwa kita dipanggil untuk bersaksi tentang kebaikan Tuhan kepada semua orang. Bahwa PGI ada hingga sekarang adalah bukti betapa kehadirannya masih dibutuhkan dan kesaksiannya masih dinantikan oleh semua orang. PGI bukanlah milik gereja-gereja anggota PGI saja, tetapi juga milik bangsa Indonesia.

3. “Tuhan itu baik kepada semua orang.” Inilah juga kerinduan gereja-gereja di Indonesia untuk mewujudnyatakan kasih-setia Tuhan kepada semua orang, baik di Indonesia maupun di tempat-tempat lainnya. Ia juga lahir dari keprihatinan gereja-gereja di Indonesia terhadap kenyataan bahwa bangsa ini mulai melupakan jati-dirinya yang ber-Bhineka Tunggal Ika. Kecenderungan ini ditandai dengan semakin tersekat-sekatnya bangsa ini menjadi kelompok-kelompok sektarian yang mengagungkan indentitasnya sendiri dan cenderung menolak keberadaan kelompok lain. Sementara, kemajemukan adalah warisan bangsa Indonesia yang tidak dapat ditiadakan.
Melalui pesan ini diharapkan gereja-gereja di Indonesia, dalam persekutuannya, dapat menyaksikan kebaikan Tuhan itu kepada setiap orang melalui perbuatan baik yang tidak membeda-bedakan antara kelompok yang satu dan kelompok yang lain. Dalam persekutuannya, gereja-gereja di Indonesia dipanggil untuk bersaksi lewat aksi kemanusiaan yang menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, menegakkan keadilan dengan benar dan membela hak-hak orang yang ditindas oleh karena ketidakadilan. Gereja-gereja di Indonesia, dalam persekutuannya, hendaknya terus-menerus memberitakan Injil kepada segala makhluk dalam kasih yang membangun kebersamaan tanpa bersikap diskriminatif.
Di tahun 2010 ini, yang sekaligus menandai berakhirnya program “Dekade Mengatasi Kekerasan,” gereja-gereja di Indonesia dipanggil untuk terus-menerus menyatakan kasih Allah yang mendamaikan semua orang dalam tindakan-tindakan nir-kekerasan.
Pada akhirnya, kami ingin mengajak gereja-gereja untuk:
Pertama, bersungguh-sungguh dan tanpa mengenal lelah memperkuat persekutuan dalam wadah PGI guna bersama-sama dengan semua orang percaya mewujudkan Gereja Kristen Yang Esa di Indonesia.
Kedua, menjadi teladan dalam menyatakan kebaikan Tuhan kepada ciptaan-Nya yang meliputi sesama manusia, binatang-binatang, tumbuh-tumbuhan dan seluruh alam semesta. Agar kebaikan Tuhan itu terus-menerus terpancar sebagai bentuk kesaksian kita kepada orang lain demi kehidupan bersama yang penuh kedamaian. Menghadapi fenomena pemanasan global dan ancaman perubahan iklim dalam konteks Indonesia, kepada gereja-gereja dan seluruh warga jemaat, agar secara bersama melakukan berbagai kegiatan yang bersahabat dengan lingkungan; seperti penanaman pohon, pengelolaan sampah, pengurangan penggunaan plastik serta pengurangan penggunaan enerji
Ketiga, bersama-sama seluruh komponen bangsa mewujudkan masyarakat majemuk Indonesia yang berkeadaban, inklusif, adil, damai dan demokratis demi tercapainya tujuan bangsa Indonesia yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera.
Demikianlah pesan dan harapan kami di Bulan Oikoumene 2010 ini. Kiranya Tuhan semakin memberkati segala upaya kita dalam mewujudkan keesaan gereja-Nya di Indonesia
Selamat merayakan Bulan Oikoumene.

Jakarta, Mei 2010
Atas nama MAJELIS PEKERJA HARIAN
PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA


Pdt. Dr. A.A. Yewangoe
Ketua Umum

Pdt. Gomar Gultom, MTh
Sekretaris Umum

Pesan Paskah PGI 2010

PESAN PASKAH PERSEKUTUAN GEREJA GEREJA DI INDONESIA TAHUN 2010
“PELIHARALAH KASIH PERSAUDARAAN” (Ibrani 13 : 1)

Kepada Umat Kristiani Indonesia di manapun berada.

Salam Sejahtera!

Kita patut melantunkan pujian dan madah syukur bagi Allah karena Dia memungkinkan kita, umat Kristiani di Indonesia bahkan di seluruh dunia merayakan Hari Raya Paskah, Hari Kebangkitan Tuhan Yesus dari antara orang mati. Perayaan Paskah adalah perayaan yang sangat penting bagi kita karena melalui perayaan ini kita diingatkan bahwa Yesus yang kita imani sebagai Tuhan dan Juruselamat adalah Tunan yang Hidup. Dia berkuasa mengalahkan maut, musuh yang sangat ditakuti. Kebangkitan Yesus menyatakan bahwa kuasa kematian tetah berakhir, berganti dengan kuasa Kehidupan.

Yesus Bangkit, Yesus telah mengalahkan maut. Dia tidak ada di antara orang mati. Kubur tak dapat menahan Yesus. Dia hidup. Itulah berita Paskah: Di sanalah keagungan paskah yang kita rayakan saat ini. Kebangkitan Yesus menyatakan juga kepada kita bahwa Allah menerima pengurbananNya. Hubungan yang putus antara Allah dan manusia akibat dosa dan pelanggaran manusia, kini dipulihkan Allah karena pengurbanan Yesus. Manusia dibebaskan dari hutang dosa; diampuni Allah dan kepadanya dianugerahka keselamatan. (Roma 4:25). Betapa berartinya PASKAH itu bagi kita. Oleh sebab itu Rasul Paulus dalam suratnya kepada Jemaat di Korintus mengatakan :

“.....andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu (I Kor.15:14).

Dialah Mesias. Juruselamat manusia dan dunia.

Kebangkitan Yesus adalah bukti nyata dari KASIH ALLAH yang amat dalam dan agung bagi kita. Allah menerima pengurbanan Yesus karena Dia mengasihi kita dan tidak menghendaki kita binasa. Karena itu Rasul Petrus berkata : "'Terpujilah Allah dari Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena Rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati kepada suatu hidup yang penuh pengharapan” (1 Pet. 1:3). Kebangkitan Yesus adalah Rahmat Allah bagi kita, bukti cinta kasihNya bagi kita.

Memahami keagungan KASIH ALLAH dalam kehidupan manusia, Paulus menyerukan kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya supaya membuang segala perbuatan yang gelap dari hidup sebagai anak-anak terang, bangkit untuk memulai hidup yang baru (Roma 6:4).

Manusia baru adalah manusia yang hidup dalam terang PASKAH, hidup dengan mengandalkan dan menggantungkan harapan hanya kepada DIA YANG BANGKIT itu, dan hidup berpadanan dengan KEHENDAK-NYA. Penulis kitab Ibrani menerjemahkan KEHENDAK ALLAH yang harus diberlakukan oleh manusia yang telah diselamatkan-Nya sebagai hidup dalam KASIH persaudaraan (lbr. 13:1}. Sebagaimana Allah mengasihi kita, demikian pula hendaknya kita saling mengasihi. Mengasihi Allah harus diwujudnyatakan dalam kehidupan nyata, yakni mengasihi sesama manusia tanpa memandang suku, ras, agama dan antar golongan; bahkan Tuhan Yesus memerintahkan agar kita mengasihi musuh dan berdoa untuk mereka.

Pesan PASKAH ini diinspirasikan oleh Tema Sidang Raya PGI ke-15, periode pelayanan 2009-2014 : “TUHAN ITU BAIK KEPADA SEMUA ORANG” (Mz.145:9a). Artinya, kebaikan Tuhan melampaui segala batas-batas yang selama ini dikenal oleh manusia. Itu juga berarti, IA menemui manusia dalam berbagai persoalan kemanusiaan yang dialaminya. Alhasil, Tuhan tidak boleh diklaim oleh siapapun, seakan-akan IA hanya “milik” golongan atau kelompok tertentu. Bila Tuhan itu baik kepada semua orang maka hendaknya juga kita melakukan hal yang sama. Karena hanya dengan berbuat baik dan mengasihi sesama KEBAIKAN TUHAN sungguh-sungguh teralami. Itulah panggilan kita. Kini kita dipanggil agar dengan kasih kita memelihara persaudaraan di tengah kecenderungan masyarakat kita yang mudah terjebak oleh semangat sektarian, eksklusif dan intoleran.

Dalam suasana syukur dan sukacita Paskah ini, perkenankanlah kami mengajak saudara-saudara untuk memperhatikan hal-hal berikut :

Ø Hendaklah Kebangkitan Krlstus mendorong dan menyemangati kita untuk mengembangkan Kasih persaudaraan di antara kita dan sesama sehingga terwujud kehidupan yang harmonis dan penuh damai.

Ø Hendaknya perayaan Paskah memberdayakan kita supaya semakin giat melaksanakan pelayanan yang komprehensif di tengah masyarakat Indonesia sebagai wujud pemberitaan Kabar Baik. Hendaknya sukacita Paskah membuat kita semakin mempererat dan memperkuat persekutuan kita di dalam Kristus Yang Bangkit itu sehingga kita mampu menjalankan tugas-tugas pelayanan dan kesaksian kita di tengah segala tantangan dan krisis yang melanda kehidupan bangsa kita.

Ø Mengakhiri pesan Paskah ini kami mengingatkan saudara-saudara dengan firman Tuhan:

Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus-ikhlas, hendaklah kamu besungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu. (I Pet. 1 : 22).

SELAMAT MERAYAKAN PASKAH 2010.

Jakarta, medio Maret 2010,

MAJELIS PEKERJA HARIAN PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA

Pdt.Dr.A.A.Yewangoe - Ketua Umum
Pdt.Dr.Henriette Hutabarat Lebang - Ketua
Pdt.Dr.Karel Phil Erari - Ketua
Pdt. Untung SK. Wijayaputra, S.Th - Ketua
Pnt. Ir. Royke Roring, Msi - Ketua
Pdt. Gomar Gultom, MTh - Sekretaris Umum
Pdt. Lies Tamuntuan Makisanti, S.Th, Msi - Wakil Sekretaris Umurn
Pdt. Kumala Setiabrata, MTh - Bendahara
Pnt.Raffly Tamburian, SE, M.Div - Wakil Bendahara
Pdt.Dr.Lies Marantika - Anggota
Pdt I. Made Priana, MTh - Anggota
Pdt. Dr. Zakaria Ngelow - Anggota
Joni Mesalangi, ST - Anggota