31 Agustus 2012

Pelatihan Perempuan Gereja

Pelatihan PW GKSS Klasis Bulusaraung, Agustus 2012: foto bersama peserta dengan fasilitator, 
Hj. Dra. St. Hadawiah Parawansa

Keterlibatan perempuan dalam pelayanan gereja tentunya bukan hal yang asing dan tidak perlu dipertanyakan lagi.  Dalam peran dan tugas yang padat sebagai ibu rumah tangga, domestik maupun publik, perempuan gereja senantiasa meluangkan waktu dan tenaga serta pengorbanan lainnya demi pelayanan dalam gereja.

Secara kasat mata, jumlah perempuan lebih mendominasi dari pada kaum bapak/pria dalam ibadah-ibadah atau kegiatan gerejawi lainnya; sayangnya jumlah bukan menjadi ukuran sumberdaya.  Kualitas tetap menjadi hal utama dalam hal ini, karena itu dirasa perlu oleh pengurus Persekutuan Wanita Gereja Kristen Sulawesi Selatan  (PW GKSS) Klasis Bulusaraung untuk menyelenggarakan sebuah Pelatihan Kepemimpinan Perempuan lingkup Klasis Bulusaraung.

Pelatihan Kepemimpinan Perempuan ini diseleggarakan atas kerjasama tiga lembaga, yakni; Pengurus PW GKSS Klasis Bulusaraung, Yayasan Pelayanan Holistik Allamahabah (YPHA) dan Yayasan Oase Intim.  Kegiatan yang diselenggarakan di pendopo YPHA, jln Arung Teko ini dihadiri oleh 36 peserta (33 peserta dari jemaat-jemaat di Klasis Bulusaraung dan tiga orang dari jemaat tetangga POUK Kanaan)

Empat hari pelaksanaan,14-17Agustus 2012 tidak memudarkan semangat para peserta, meski kerinduan kepada keluarga masing-masing tentu merasuk sukma.  Beberapa materi yang disajikan disesuaikan dengan kebutuhan para peserta sesuai hasil rapat persiapan sebelumnya.

Di antara materi yang dibahas adalah ketrampilan public speaking dan aspek-aspek kepribadian perempuan (Kristen) difasilitasi Sisca Dalawir; masalah-masalah perempuan dalam keluarga dan masyarakat dari perspektif hukum oleh Lusy Palulungan.  Seorang tokoh pengurus Aisyiyah Propinsi Sulawesi Selatan, Hj. St. Hadawiah, memperkenalkan organisasi perempuan Islam dan kegiatan-kegiatannya. Seorang tamu dari Australia, Henk , juga memperkenalkan tantangan pelayanan perempuan Kristen di negerinya, yang sudah sangat dipengaruhi nilai-nilai sekuler.
Sharing ini bertujuan untuk menambah wawasan para perempuan dalam pelayanan yang tidak hanya terfokus pada pelayanan di dalam tembok gereja tapi juga bagi masyarakat secara lebih luas. 
Akhirnya, kegiatan yang dibuka oleh Majelis Pekerja Klasis Bulusaraung (Pnt. Petrus Rani) dan juga ditutup oleh MPK Klasis Bulusaraung (Pdt. Armin Sukri) pun berakhir tepat pada hari kemerdekaan Indonesia, 17 Agutus 2012.
Pada akhir kegiatan, saya menyempatkan untuk mewawancarai beberapa Ibu untuk dimintai pendapat seputar proses. Menurut pengakuan Ibu Martina dan Ibu Ester dari jemaat GKSS Sudiang, seluruh proses yang berlangsung selama beberapa hari sudah sangat memuaskan dan berharap masih akan diadakan lagi.  Salah satu materi yang sangat berkesan dan dapat segera dipraktekkan adalah materi Public Speaking dan Kepribadian Kristen, karena pada sessi ini para peserta dibekali dengan berbagai aspek etiket pergaulan. Selain itu, Ibu Agustina dan Ibu Dorkas dari Jemaat GKSS Baji Pa’mai Maros menyarankan waktu pelaksanaan ditambah dan jika diadakan lagi perlu diadakan pada saat libur. Bagi mereka banyak hal yang menjadi pelajaran dari pelatihan ini. Dari beberapa peserta yang minta pendapat menyarankan supaya Kesehatan Reproduksi menjadi salah satu materi pada pelatihan selanjutnya.  [Jenifer]

06 Agustus 2012

In Memoriam Pak Holtrop (updated)


In memoriam Prof. Dr. Pieter Holtrop (31 Januari 1943 – 3 Agustus 2012)


Tadi sore saya terima email duka dari Pak Drewes di Negeri Belanda: beberapa hari lalu Pak Holtrop meninggal dunia. Berikut beberapa catatan pribadi mengenang almarhum.
Pada tahun 1975 terjadi suatu masalah di STT INTIM, yang menyebabkan dosen yang ditetapkan menjadi pembimbing skripsi saya, Dr. J.A.B. Jongeneel, dipindahkan ke Tomohon. Saya tidak bisa meneruskan rencana skrispsi sarjana muda mengenai gagasan-gagasan adanya Allah dalam sejarah filsafat. Akhirnya saya menulis skripsi sarjana muda di bidang Sejarah Gereja mengenai seorang tokoh reformator radikal di Jerman pada zaman Reformasi, Thomas Muntzer (1489 – 1525), di bawah bimbingan Pak Pilon (Drs. P.K. Pilon). Dalam wisuda Sarjana Muda Theologia (SMTh) saya lulus dengan baik dan menjadi salah seorang dari enam mahasiswa (bersama Sewaya Hali, Leonard Masalamate, Sarofanotona Harita, I Made Subiakta, Alius Rampalodji) yang bisa melanjutkan ke program Sarjana Theologia.

Pada tahun 1976 saya dipanggil Rektor STT INTIM waktu itu, Pak Kobong. Saya “dilamar” untuk dipersiapkan menjadi dosen di bidang Sejarah Gereja, oleh seorang dosen yang akan datang dari Negeri Belanda. Demikianlah tiba di Indonesia pada tahun 1977 Dr. Pieter Nanne Holtrop dan keluarga (Ibu Arnoldien Holtrop-van Berge dengan dua anak perempuan, Froukje dan Maria). Pak Holtrop seorang ahli sejarah gereja yang menulis disertasi mengenai tokoh kelompok Pietisme Jerman di Belanda pada abad ke-18. Karena saya dipersiapkan sebagai dosen, maka di bawah bimbingannya dalam program studi Sarjana Theologia saya harus mengerjakan tugas-tugas mata kuliah dan untuk persiapan skripsi yang cukup berat. Saya harus menyelesaikan book reports dan papers di bidang Biblika Perjanjian Baru, Sistematika, dan dasar-dasar Sejarah Gereja, sejarah Pekabaran Injil dan Sejarah Gerakan Ekumene. Dalam studi itu Pak Holtrop menekankan pentingnya “mengenal sebatang pohon dari akar sampai pucuknya, dan juga mengenal hutan di mana pohon itu tumbuh”. Saya menulis skripsi mengenai aspek tata gereja dalam pembentukan Gereja India Selatan, yang secara unik menggabungkan tradisi episkopal Anglikan dengan tradisi presbiterian. Sesuai kurikulum masa itu, saya perlu menulis skripsi mayor dalam bidang sejarah gereja, dan skripsi minor dalam bidang agama-agama. Pak Olaf Schumann membimbing saya menulis sekularisasi dalam pandangan agama-agama dunia. Ujian berlangsung pada 18 November 1978 dengan hasil yang sangat baik, dan pada awal tahun berikutnya saya mulai bekerja di STT INTIM sebagai asisten dosen.

Salah satu upaya Pak Holtrop di bidang sejarah gereja adalah membangun Institut Sejarah Gereja Indonesia Timur (ISGIT) di STT INTIM, dengan mengumpulkan dan mengatur arsip gereja-gereja, dan buku-buku yang terkait. Rekan saya, seorang Kristen Bugis dari Soppeng, Sdr. Sewaya Hali, menulis skripsinya mengenai pengarsipan itu. ISGIT sempat menerbitkan dua buku tulisan Pak Holtrop yang dikerjakan dari arsip itu, yakni buku sejarah dasa warsa pertama STT INTIM berjudul Dari Malino ke Makassar, dan sejarah Majelis Keristen, lembaga ekumenis gereja-gereja di Indonesia bagian Timur, yang menjadi bentara pembentukan DGI (sekarang PGI).

Ketika saya menempuh studi untuk Master of Theology di bidang sejarah gereja dalam program SEAGST di awal tahun 1980-an, Pak Holtrop memperkenalkan dua aspek penting dalam studi sejarah (gereja), yakni oral history melalui para pelaku sejarah gereja pada penelitian lapangan di Gereja Toraja Mamasa (GTM), dan penelitian arsip di Balitbang DGI (waktu itu disimpan di sebuah gedung di Cilandak, Jakarta Selatan). Dan salah satu pengalaman berat adalah ujian yang disebut “take home paper” yang harus dilulusi untuk masuk proses penulisan tesis. Biasanya ujian ini berupa suatu topik ditentukan untuk ditulis sebagai paper 20-an halaman, yang dikerjakan selama satu minggu. Pak Holtrop menugaskan saya memberi catatan kritis atas buku yang belum saya baca sebelumnya, Hendrik Kraemer, From Mission Field to Independent Churches. Waktunya hanya 24 jam (di zaman para mahasiswa masih memakai mesin ketik manual!)
Setelah masa perbantuannya di Makassar selama dua periode selesai pada tahun 1982, Pak Holtrop dan keluarga pulang ke Belanda, menjadi pendeta di Amsterdam. Kemudian diangkat menjadi mahaguru misiologi di THU Kampen (1987). Antara tahun 2005-2009 menjadi dosen tamu di Stockhom (Swedia). Ketika saya melakukan penelitian di Negeri Belanda, beliau diminta menjadi co-advisor. Saya tinggal di Oegstgeest, dekat Leiden, dan setiap kali saya mengunjunginya di rumahnya di Amsterdam melaporkan kemajuan studi saya. Ibu Arnoldien menyediakan masakan Belanda yang khas. Kedua putri mereka, Froukje dan Maria, waktu itu sudah beranjak dewasa. Setelah saya pulang, selain komunikasi via email, saya masih sesekali bertemu Pak Holtrop, juga setelah dia pindah ke Den Haag dan menikah dengan Gunilla Gunner, seorang dosen teologi Swedia dan rekannya sebagai pengurus WARC (World Alliance of Reformed Churches).
Setiap kali kami bertemu ada berbagai isu teologi yang kami diskusikan. Terakhir saya bertemu Pak Holtrop pada bulan Juni tahun 2011 di rumah Pak Jilles de Klerk di Wassenaar, dekat Den Haag. Sudah beberapa lama sakit, namun tetap bersemangat seperti biasa, bahkan datang dengan naik sepeda. Beliau membawakan saya buku yang ditulis kawan-kawannya di Kampen sebagai penghormatan, Mission Revisited: Between Mission History and Intercultural Theology (2011, diedit oleh Prof. Volker Küster). Di masa pensiunnya almarhum masih bekerja serius menulis biografi tokoh ekumenis ternama asal Belanda, W.A. Visser’t Hooft (1900-1985). Kemungkinan tugas ini belum sempat almarhum selesaikan.
Selamat jalan Pak Holtrop.
Pondok Remaja, Cipayung, 6 Agustus 2012

Info dari isteri alamarhum (Dr. Gunilla Gunner):
 
Pieter has spent the last half year in Sweden and got his treatment here. The cancer was unstoppable and none of the medicines he got helped, maybe it gave him some more time. But even though he was ill and needed a lot of support he managed to live his days filled with the work he liked so much. He was working, together with some colleagues on a book with articles on St Petersburg. He was almost finished with his work when he suddenly got a lot of pain a week ago and was brought to the hospital in Arvika where we have a house. He loved this place a lot and he is going to be buried on a small church yard at the lake not far from our house. We will have a funeral on Thursday, 9th of August and a memorial service will be held in the Klosterkeerk in the Hauge 30 of August at 14.00.
Pieters daughters are here and other family members will come on Thursday, both from The Netherlands and Sweden. Pieter was a great man and we loved him so much. We miss him and life will never be the same without him.


24 April 2012

Neo-kharismatik?



Gerakan-gerakan Pentakosta, Kharismatik, dan Gelombang Ketiga
Pentecostal, Charismatic, Third Wave Movements 
terjemahan bebas oleh: Zakaria J. Ngelow
 
  1. Gerakan Pentakosta (Gelombang Pertama)

Gerakan Pentakosta klasis moderen bermula pada awal abad ke-20 dan berakar dalam gerakan kesucian dan kebangunan pada Kebangunan Besar kedua di amerika pada abad ke-19.[1]
Pentakosta moderen ditandai dengan tiga ajaran utama:
  • Baptisan Roh Kudus
  • Manifestasi bahasa lidah
  • Manifestasi penyembuhan ilahi.
Bahasa lidah, dikenal juga sebagai glossolali, dipandang sebagai bukti baptisan dengan Roh Kudus. Ini salah satu perbedaan antara teologi Pentakosta dan Kharismatik.[2] Pengalaman baptisan Roh dan bukti awal dalam bahasa lidah harus diupayakan dengan sungguh-sungguh oleh orang-orang percaya. Hal itu tidak terjadi begitu saja; persyaratan-persyaratan harus dipenuhi. Beberapa hal berikut harus dilakukan oleh orang percaya secara sadar, bersungguh-sungguh dan aktif. Kadang-kadang juga dia memerlukan bantuan orang-orang lain yang sudah dipenuhi Roh. Mereka harus berdoa untuk dia, menumpangkan tangan atasnya supayah Roh turun kepadanya. Persyaratan-persyaratan itu beragam namun secara umum meliputi: ibadah, iman yang gembira, pengharapan yang bersungguh-sungguh, pujian dan syukur, ketaatan, menjauh dari dosa, keinginn yang mendalam, baptisan, memohon kepada Allah, dst.

Penganut Pentakosta berbeda dengan kelompok Fundamentalis yang lebih memberi penekanan pada pengalaman rohani dan dalam banyak kasus memberi tempat bagi perempuan dalam pelayanan. [3]
Perbedaan utama antara keyakinan Pentakosta dan Fundamental bukanlah dalam ajaran pembenaran, melainkan dalam ajaran pengudusan. Dewasa ini melalui pelayanan orang seperti Billy Graham, kita saksikan makin banyak denominasi, termasuk gereja Roma Katolik bersepakat mengenai ajaran pembenaran. Akan tetapi ajaran pengudusan yang menimbulkan banyak perbedaan besar. Gagasam pokok bagi Pentakostalisme adalah Injil Sepenuh. Pentakostalisme percaya dalam gagasan Injil Sepenuh yang menyatakan bahwa Roh telah membaptis semua orang percaya ke dalam Kristus pada saat pertobatan (Pembenaran), namun Kristus belum membaptis semua orang percaya ke dalam Roh (Pentakosta). Untuk menikmati Injil sepenuhnya pengalaman ini wajib. Ini adalah suatu kesalahfahaman menyangkut ajaran pembenaran.
Kaum Pentakosta juga tidak percaya pada pemeliharaan orang kudus. Jadi mereka tidak percaya pada ajaran mengenai jaminan kekal. Mereka yakin bahwa ada kemungkinan orang kehilangan keselamatan. Mereka mengikuti ajaran Arminian, menolak Calvinism.
Dalam Pentakostalisme ada satu kelompok yang mewakili Gereja Pentakosta Bersatu (United Pentecostal Church). Mereka menolak Tritunggal dan karena itu sering dikenal sebagai Oneness Pentecostalism. [4]

  1. Gerakan Pembaruan Kharismatik (Gelombang Kedua)

Pembaruan Karismatik bermula pada pertengahan abad ke-20. Kali ini ajaran-ajaran Pentakosta tersebar ke dalam gereja-gereja arus utama Protetan dan Katolik sebagai gerekan “pembaruan kharismatik” dengan tujuan membaharui gereja-gereja historis itu.
Kharismatik berbeda dengan Pentakosta dalam sikapnya terhadap ajaran. Dalam gerakan kharismatik ajaran dilihat sebagai pemecah orang percaya. Mereka menghindari ajaran Alkitab mengenai pemisahan dan mendorong orang yang ‘telah menerima Baptisan’ untuk tetap di dalam gereja dan aliran masing-masing. Demikian juga walaupun Kharismatik ajaran Bahasa Lidah, mereka tidak begitu menekankan ajaran ini sebagaimana kaum Pentakosta. Dengan kata lain, bisa menerima baptisan tanpa berbahasa lidah.[5]
Kharismatik mengajarkan bahwa anda dapat memperoleh lebih banyak dari Roh Kudus dengan dipenuhi oleh Roh (Ef. 5:18). [6]
Untuk informasi lebih lanjut mengenai Gerakan Kharismatik, lihat/klik:
-          The Line Drawn (MJ Stanford)
-          Buku, Charismatic Chaos by John MacArthur dapat dibaca on-line (http://www.biblebb.com/mac-a-g.htm masuk ke bagian charismatic chaos)

  1. Tanda-tanda dan Mujizat-mujizat atau Gerakan Neo-kharismatik (Gelombang Ketiga)

Pakar church-growth C. Peter Wagner dalam bukunya, The Third Wave of the Holy Spirit yang pertama memakai first used istilah, “Third Wave Movement” (Gerakan Gelombang Ketiga). Gerakan itu terjadi di Fuller Theological Seminary pada tahun 1981 di kelas pelayanan John Wimber, pendiri Asosiasi Gereja-gereja Kebun Anggung (Association of Vineyard Churches).[7] Mereka yang terlibat dalam gerakan ini tidak ingin disebut “Pentakosta” atau “kharismatik”. Dan sebagaimana pembaruan kharismatik, Gerakan Gelombang Ketiga adalah suatu gerakan pembaruan dan kebangunan. Dari segi ajarannya, kaum Gelombang Ketiga sulit digolongkan karena dalam gerakan ini berlangsung pengabaian ajaran. Akibatnya, ajaran menjadi sangat beragam.[8]

  1. Berikut beberapa ciri dari gerakan Gelombang Ketiga:

  1. Mereka yang terkait dengan gerakan ini tidak ingin dicap “Pentakosta” atau ‘kharismatik”, walaupun mereka juga menganut pengalaman-pengalaman dan ajaran-ajaran yang mirip Pentakosta. Mereka ingin dikenal semata-mata sebagai kaum Injili yang terbuka kepada Roh Kudus.
  2. Mereka Gnostik. Mereka yakin Allah bisa dan benar berkomunikasi di luar Alkitab secara langsung kepada anak-anak-Nya, memberi mereka wahyu baru selain Alkitab. Jadi kaum Gelombang Ketiga menolak Alkitab lengkap.
  3. Jabatan Lima Rangkap (Five-Fold Ministry) adalah salah satu “kebenaran” yang Allah pulihkan bagi gereja dan terkait dengan Latter Rain Movement.[9] Ini adalah sistem pemerintahan gereja dengan rasul-rasul, nabi-nabi, penginjil-penginjil, pendeta-pendeta dan guru-guru.[10]
  4. Di zaman akhir ini Allah memulihkan jabatan nabi dan rasul dengan kuasa dan kewenangan melampaui apapun yang dialami oleh nabi-nabi Perjanjian Lama dan rasul-rasul Perjanjian Baru.[11]
  5. Kesatuan lebih penting daripada ajaran. Kesatuan dibina melalui hubungan-hubungan, bukan melalui ajaran. Perbedaan-perbedaan ajaran dikesampingkan. Sebagai akibatnya, mereka yang berselancar di gelombang ini dapat menyusup ke dalam berbagai gereja dengan tujuan mempengaruhi gereja untuk menerima visi Gelombang Ketiga yang merupakan kesatuan di bawah rasul-rasul dan nabi-nabi masa kini.
  6. Penginjilan Kuasa dan Pertarungan Kuasa. Yesus dan para rasul menjawab kebutuhan orang dengan penyembuhan, pengusiran setan, dan membangkitkan orang mati. Mujizat-mujizat membuat orang tertarik pada Kabar Baik. Demikianlah kita seharusnya menginjil dewasa ini. Pertarungan Kuasa terjadi ketika Kerajaan Allah berhadapan dengan Kerajaan Setan. Di situlah saatnya Allah menunjukkan kuasa-Nya atas setan dan orang berbalik kepada Allah.
  7. Mereka yang terkait dengan gerakan ini tidak menunggu pada Kristus kembali namun Gereja yang bangkit dan menjadi pengantar Kerajaan Allah. Pelayanan dalam Kerajaan Allah bergantung pada gereja. Daripada menunggu kedatangan Juruselamat, gereja harus mengatasi masalah-masalah planet bumi. Kemuliaan Allah kini menggantikan kedatangan Anak Allah secara fisik.
  8. Pribadi-pribadi dapat menjadi setani, yakni roh jahat dapat hidup sebagai bagian dari tubuhnya. Bahkan orang Kristen pun dapat menjadi setani. Roh jahat tidak dapat hidup dalam roh seorang Kristen, namun dapat hidup dalam tubuh seorang Kristen.
  9. Kerajaan Sekarang; Kekuasaan Kerajaan; Teologi Pemulihan (Ini juga terkait dengan gerakan-gerakan gereja-Rumah dan Pemulihan.[12]
  10. Teks Alkitab favorit gerakan ini adalah kutipan Yesaya 43: 49: “Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru”.[13] 

  1. Gnostik

Kata Yunani gnosis berarti pengetahuan. Pada abad pertama kaum Gnostik menekankan bahwa mereka orang Kristen sejati, yang percaya Alkitab. Mereka tidak menolak para rasul atau menentang ajaran mereka. Mereka semata-mata mengklaim bahwa mereka mempunyai suatu tambahan sumber pengetahuan atau pandangan yang melampaui pengetahuan Alkitab. Pengetahuan ekstra ini tidak datang dari pemahaman Firman Allah. Ia bersifat mistik dan datang dari komunikasi langsung dengan Allah. ‘Wahyu-wahyu’ pribadi ini disanggap otoritas ilahi. Karena itu kaum gnostik dianggap ajaran sesat oleh gereja mula-mula karena pandangan mereka mengenai penyataan Allah (wahyu).
Pada masa kini Allah tidak memberi ‘wahyu baru’ kepada manusia. Allah tidak melakukan ‘suatu hal baru’. Semua pengetahuan dan pengalaman, segala ‘sesuatu’ dapat ditemukan tertulis dalam Alkitab. Setiap pengetahuan, pengalaman atau ‘sesuatu’ yang tidak dapat ditemukan dalam Alkitab bukan dari Allah dan bukan untuk umat Allah. Setiap wahyu yang melampaui atau bertentangan dengan atau menambahi atau mengurangi apa yang dinyatakan dalam Firman Allah yang tertulis adalah kepalsuan. Pengalaman-pengalaman seperti ‘terbunuh dalam roh’ atau ‘tertawa kudus’ atau ‘menjadi ‘mabuk dalam roh’ tidak ditemukan dalam Alkitab. Semua dikenal baik oleh mereka yang mengajarkan hal-hal ini. Sebagai akibatnya, mereka yang mengajarkannya tidak berusaha membela ajaran mereka dengan Alkitab. Sebaliknya mereka mencari suatu ‘hal baru’, suatu pengalaman atau wakyu yang berada di luar Firman Allah. Karena pengalaman-pengalaman ini berada di luar Firman Allah, mereka juga berada di luar wilayah di mana Roh allah bergerak. Jadi pengalaman-pengalaman ini datang dari wilayah-wilayah di mana roh-roh lain bergerak, dalam wilayah klenik.

c. Guru-guru Gelombang Ketiga:
C. Peter Wagner
(baca tulisan-tulisannya berikut secara on-line):

Rick Joyner
Rich Joyner seorang Gnostic.  Apologetics Research Resources on Religious Cults, Sects, Religions, Doctrines etc.[14]  menulis sejumlah artikel mengenai guru-guru Gelombang ketiga dan ajaran-ajarannya. Lembaga riset ini yakin bahwa Rick Joyner and Morningstar Ministries [15] salah satu guru paling sesat dan berhaya. Ajaran-ajarannya yang penuh kesesatan,unorthodox termasuk (dan tidak terbatas) pada Kingdom Now (or Dominion) theology,[16] extra-biblical revelation,[17] dan penyangkalan kebangkitan badaniah Yesus Kristus. Rick Joyner adalah guru Gelombang Ketiga yang telah menulis banyak buku, termasuk  The Final Quest[18] mengenai visi Joyner atas apa yang dia pandang sebagai perang sipil yang kini sedang terjadi dalam Kekristenan antara mereka yang mendukung apa yang Allah lakukan kini (disebut langkah Allah, “move of God”) dengan mereka yang menentangnya. Mereka yang menetang “langkah” sebagaimana dilihat Joyner, merupakan gerombolan neraka. Pendukung-pendukung “Langkah Allah” Joyner adalah Toronto Blessing[19] dan gerakan-gerakan pembaruan dan kebangunan sejenis.[20] Menentang ‘hal baru yang Allah sedang lakukan’ ini maka anda dalam masalah. Dia telah menyerukan perang terhadap mereka yang menentang hal baru yang Allah sedang lakukan. Lihat selengkapnya dalam Rick Joyner, Christian Gnostic:  Civil War.[21] 

Guru-guru Gelombang Ketiga lainnya:
Guru-guru Gelombang Ketiga lainnya termasuk Jack Deere, Ted Haggard, Bill Hamon, Cindy Jacobs, George Ortis Jr. dan,Dutch Sheets.[22]  

  1. Pemberitaan mengenai Kristus dan Firman Allah

Ada orang yang memberitakan Kristus untuk berbagai alasan. Dalam Fil 1: 18 Paulus menulis:
Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita, (Fil 1:18 ITB)

Di kalangan Pentakosta, Kharismatik dan Gelombang Ketiga, ada anyak orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus. Mereka mengasihi Tuhan dan berusaha menaati Dia. Banyak yang memberitakan Kristus dan orang dimenangkan bagi Kristus. Dalam hal ini kita bersukacita. Namun Alkitab juga memngingatkan kita: Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. (1Tes 5:21 ITB)  
Alkitab ingatkan kita bahwa akan ada waktu di mana orang tidak akan tertarik pada ajaran yang sehat (2 Tim 4:2-4). Kita harus mengatakan kebanran dalam kasih (Ef 4: 15). Inilah tujuan kritik ini. Kita bersukacita bahwa Kristus diberitakan; namun kita mengajarkan bahwa Firman Allah dan memperingatkan orang-orang laon bahaya dari penyesatan yang berlangsung di zaman akhir ini (2 Tim 3: 13; Tit 3:3).
Bacalah Deception in the Church[23] untuk artikel-artikel berikut:
Exposing Error: Is it worthwhile? (Dr. Harry Ironside)
False Prophets and Teachers (Deuteronomy 13)
What the Bible says about False Teachers
How to recognize false teachers
The True vs. False Teacher[24] Miles J. Stanford
The Cost of Discernment[25] Dr. Robert Morey
----------------------------------
Catatan penerjemah:
· Dalam About di situs sumber karangan disebut nama suami isteri Mark dan Tami Swaim. Tidak secara jelas, tetapi saya menduga mereka yang menulis karangan ini.
· Naskah internet tulisan ini memberi link ke berbagai sumber atau referensi yang tidak seluruhnya dapat diikuti dalam terjemahan ini.

Jakarta/Yogya, 23-24 April 2012
***


[1] Klik A Brief History of Pentecostalism.  Banyak orang menganggapnya kebangunan Montanism, sebuah aliran sesat abad ke-2. Klik juga Neo-Montanism: Pentecostalism is the ancient heresy of Montanism revived
[2] Klik The Doctrine of Tongues (Harold MacKay) dan Speaking in Tongues (Lehman Strauss).
[3] Untuk suatu artikel menarik dari perspektif Reform mengenai Pentakostalisme klik Pentecostalism: Its identity, History and influence dan Pentecostalism in light of the Word.
[4] Untuk informasi lebih lanjut, klik apologetics index on Oneness Pentecostalism dan juga Oneness Pentecostals and their Schizophrenic God oleh Jay N. Forrest
[5] Lihat The Doctrine of Tongues (Harold MacKay) dan Speaking in Tongues (Lehman Strauss)
[6] Untuk pembahasan topik ini lihat The filling of the Spirit, (Eph. 5:18) (Mark Swaim) dan juga The Filling of the Holy Spirit: Is it the Biblical Basis for Christian Maturity? (Arthur F. Temmesfeld, Th.M)
[8] Klik Third Wave Doctrines. Buku, Charismatic Chaos oleh John MacArthur dapat dibaca on-line (masuk ke bagian the charismatic chaos).  Bab 6 buku ini mengenai The Third Wave (John MacArthur). dalam Bible.org terdapat artikel akademik yang layak dibaca: Excited Utterances: A Historical Perspective On Prophesy, Tongues and Other Manifestations of Spiritual Ecstasy (Dr Matthew Allen).
[11] Untuk informasi lebih lanjut klik False Prophets, Pseudo Apostles, and a New Gospel
[12] Untuk informasi selanjutnya, klik Kingdom Theology.  Sebuah artikel bagus yang layak dibaca tentang ini, klik  Ten reasons to reject Kingdom-Dominion teaching. Artikel lainnya adalah Dominion Theology, Kingdom Now Theology, Recontructionism.
[13] Untuk informasi selanjutnya, klik The New Thing.
[22] Klik di sini untuk informasi selengkapnya: http://www.deceptioninthechurch.com/page3.html