15 Oktober 2009

Protestantisme (2)

http://knowledgerush.com/kr/encyclopedia/Protestantism/.

Pengertian Protestantisme

Arti sempit “protestantisme” adalah kelompok raja-raja dan kota-kota kerajaan yang – pada musyawarah di Speyer tahun 1529 – menandatangani protes penolakan terhadap Edik Worms yang melarang ajaran-ajaran Lutheran dalam kekaisaran Roma Suci. Sampai sekarang kata Protestan dalam wilayah berbahasa Jerman masih secara khusus menunjuk pada gereja-gereja Lutheran, yang dibedakan dengan gereja-gereja Reformed, sementara keseluruhan gereja yang berlatar Reformasi disebut Injili (Evangelikal).

Dalam arti yang luas, Protestantisme adalah semua kelompok agama Kristen dari latar belakang Eropa Barat yang memisahkan diri dengan Gereja Roma Katolik, sebagai akibat dari pengaruh Martin Luther, pendiri gereja-gereja Lutheran, dan Yohanes Calvin, pendiri gerakan Calvinis. Cabang utama ketiga dalam Reformasi, yang bermasalah baik dengan Katolik maupun Protestan yang lain, disebut Reformasi Radikal atau Anabaptis.

Pokok-pokok Teologi

Empat slogan bahasa Latin dari kalangan Reformasi Protestan mengungkapkan prinsip-prinsip teologinya melawan Gereja Roma Katolik masa itu:

1) Solus Christus: Yesus Kristus semata. Hanya Yesus Kristus yang boleh dimuliakan dan disembah (melawan penyembahan orang kudus dalam Gereja Katolik).

2) Sola scriptura: Hanya Alkitab saja.

Protestan enentang ajaran Katolik bahwa di samping Alkitab juga diakui tulisan para Bapa dan Pengajar Gereja, dan khususnya keputusan-keputusan dogmatis Konsili dan Usku Roma (Sri Paus), dengan menegaskan bahwa hanya Alkitab semata adalah Firman Allah, sebagai dasar dan norma otoritas gereja.

3) Sola fide: Dengan iman semata.

Ajaran menentang sistem Roma Katolik – yang menerima perbuatan-perbuatan baik, pengampunan dan indulgensi, misa untuk orang mati, dan perbendaharaan kebajikan para orang kudus dan martir, suatu pelayanan keimamam, dan api penyucian (purgatory) – Protestan menegaskan bahwa setiap orang percaya adalah imam yang dipanggil menjadi orang kudus (imamat am orang percaya), dan hanya dengan iman kepada Yesus Kristus saja orang diperdamaikan dengan Allah.

4) Sola gratia: Semata-mata karunia. Ajaran melawan pandangan Roma Katolik bahwa iman dan perbuatan diperlukan untuk memelihara anugerah yang secara bebas diberikan Allah, kaun Reformasi menegaskan bahwa keselamatan adalah suatu karunia dari Allah yang disalurkan melalui Yesus Kristus, tanpa memperhitungkan kebajikannya, karena tak seorang pun layak untuk keselamatan.

Kadang-kadang pula ditambahkan slogan kelima, Soli Deo gloria -- Kemuliaan hanya bagi Allah. Kalangan Reformasi yakin bahwa manusia (seperti para orang Kudus dan Paus dalam Gereja Katolik) dan Gereja sendiri tidak layak untuk kemuliaan


Sejarah: Pengaruh Internal

Perkembangan Protestantisme dipengaruhi berbagai "gerakan reformasi" dalam kalangan gereja-gereja Protestan:

(a) Gerakan Kesucian dan Pietisme (abad ke-17 dan ke-18). Di antara akibatnya adalah munculnya Gereja Metodis (di Inggeris) dan Gereja Quakers (di Amerika Serikat). Pietisme sangat berjasa dalam bangkitnya gerakan pekabaran Injil di kalangan Protestan sejak abad ke 18.

(b) Gerakan Evangelikalisme (Injili). Pada akhir abad ke-18 gerakan kebangunan Pietisme berlangsung secara lintas denominasi, yang disebut gerakan Injili. Penekanan utama gerakan ini adalah pertobatan perorangan, kesalehan pribadi dan penelaahan Alkitab, moralitas umum (termasuk nilai-nilai hidup sederhana dan keluarga), dan menolak perbudakan, menentang formalisme ibadah dan doktrin, memberi peran yang lebih luas kepada kaum awam dan perempuan dalam ibadah, penginjilan dan pengajaran; serta kerjasama penginjilan lintas batas-batas denominasi.

(c) Gerakan Pentakosta. Gerakan Pentakosta muncul di AS pada awal abad ke-20 di kalangan gerakan Kesucian. Cirinutamanya adalah berusaha mewujudkan kembali bahasa lidah karunia Roh Kudus dalam Perjanjian Baru sebagai bukti “baptisan Roh Kudus”. Mereka juga menekankan penyembuhan Ilahi dan mujizat-mujizat. Hasilnya adalah meluas di kalangan gerakan Kesucian dan melahirkan banyak denominasi baru. Gerakan kiharismatik kemudian juga menekankan karunia -karunia Roh Kudus, namun lebih sering bekerja di dalam denominasi-denominasi, bukannhya muncul dari dalamnya.

(d) Liberalisme. Liberalisme merupakan berbagai upaya di kalangan gereja-gereja arus utama Protestantisme mengakomodasi prinsip-prinsip Pencerahan ke dalam ajaran dan praktek gereja. Adaptasi ini mencapai puncak kritisnya pada akhir abad ke-19 dalam gerakan Modernis dan penafsiran kristis-historis Alkitab.

(e) Fundamentalisme. Sebagai reaksi terhadap kritik Alkitab kaum liberal muncullah Fundamentalisme pada abad ke-20 di Amerika Serikat dan Canada, khususnya di kalangan denominasi yang banyak dipengaruni gerakan Injili. Fundamentalisme secara khusus menekankan otoritas dan kesempurnaan Alkitab; dan menganjurkan memisahkan diri dari penyimpangan dan berpegang pada konservatisme budaya sebagai aspek-aspek penting kehidupan Kristen.

(f) Neo-Injili. Neo-injili (neo-evangelicalism) adalah suatu gerakan pada pertengahan abad ke-20 yang bereaksi pada akibat-akibat tertentu Fundamentalisme, menekankan otoritas Alkitab dengan dukungan liberal arts (ilmu-ilmu sejarah, sastra, filsafat, dsb), kerjasama antar-gereja, apologetika Kristen, dan penginjilan non-denominasional.

(bersambung)

Tidak ada komentar: