08 Juni 2011

Revisi tata Gereja Gepsultra

Laporan kegiatan, oleh Jenifer Ladja

Untuk menjawab tantangan zaman yang terus berkembang, Gereja Protestan di Sulawesi Tenggara (Gepsultra) merasa perlu untuk merevisi Tata Gereja yang berlaku saat ini. Maka untuk mewujudkan hal tersebut Gepsultra membentuk Tim Revisi Tata Gereja dan bekerja sama dengan Yayasan Oase Intim untuk mendampingi proses revisi ini.
Salah satu proses yang dilakukan oleh tim sebelum perampungan draft revisi adalah melakukan Konsultasi Tata Gereja dengan menghadirkan presbiter-presbiter dan Vikaris dari seluruh jemaat Gepsultra. Selain sebagai sosialisasi kepada presbiter, juga untuk mendapatkan masukan-masukan dari para presbiter sesuai dengan pergumulan di jemaat masing-masing agar kemudian “digodok” oleh Tim Revisi merupakan tujuan yang hendak dicapai.
Kerjasama Yayasan Oase Intim dan Sinode Gepsultra, bukanlah yang pertama kalinya, khususnya dalam hal revisi Tata Gereja, konsultasi ini adalah langkah kedua setelah sebelumnya dilakukan Lokakarya Tata Gereja (4-6 November 2010) di Kendari.
Bersama dengan narasumber yang ahli di bidang Tata Gereja; Pdt. Dr Lazarus Purwanto, Pdt. Dr. Zakaria Ngelow dan Pdt. Marthen Manggeng, M.Th, Konsultasi ini berlangsung selama tiga hari (26-30 Maret 2011) di Pendopo Kantor Sinode Gepsultra, Kendari.
Meskipun dalam suhu yang panas karena hujan yang tak kunjung menghampiri Kendari beberapa hari itu, konsultasi yang dihadiri oleh 83 peserta ini berlangsung dengan serius. Walau terkadang terjadi perdebatan yang alot, namun gelak tawa pun sering kali menghiasi seluruh proses. Menarik bahwa diskusi tidak hanya berlangsung di pendopo yang terbuka, tapi juga berlanjut pada waktu-waktu informal; di ruang makan atau bahkan saat istrahat. Ini menunjukkan keseriusan mereka untuk kemajuan pelayanan Gepultra.
Adapun pendekatan yang dilakukan oleh Fasilitator Oase; “semua peserta adalah fasiltator”, hingga Tata Gereja yang dihasilkan pun adalah Tata Gereja “dari, oleh dan untuk Gepsultra”; berasal dari pergumulan Gepsultra dari berbagai lingkup bagi kemajuan pelayanan Gepsultra. Salah satu hal substansial yang berubah adalah perubahan dari dua lingkup pelayanan (Jemaat dan Sinode) menjadi tiga lingkup (Jemaat-Klasis-Sinode)
Berdasarkan hasil evaluasi dan wawancara dengan beberapa peserta, mereka mengatakan bahwa proses ini sangat bermanfaat bagi mereka dan menambah banyak pengetahuan. Bahkan salah seorang peserta- Pnt. Benyamin Sampe, yang telah menjadi presbiter selama 4 periode –mengaku; mendapat hal baru/pengetahuan tambahan, misalnya mengenai sistem presbiterial sinodal yang selama ini dianut oleh Gepsultra namun tidak begitu dipahami secara lebih baik.
Selain itu Pdt. Pempy Maria Syella, S.T- salah satu peserta- menilai kegiatan ini mendapat perhatian yang besar di kalangan para penatua. Jika selama ini dalam rapat, Tata Gereja, hanyalah urusan pendeta dan para penatua hanya menunggu, kali ini penatua memperlihatkan antusias yang besar. Menurut Pdt. Pempy, hal ini dimungkinkan oleh beberapa faktor; kerinduan untuk kemajuan Gepsultra dan pola penyampaian materi dari fasilitator yang menarik. Namun, dibalik proses yang menarik ini, terbersit harapan bahwa Tata Gereja yang dirumuskan tidak hanya sekedar perbincangan di Pendopo, melainkan dapat terealisasi di jemaat-jemaat.

Tidak ada komentar: